Kegiatan
Tuesday, June 24, 2025
Rawat Kulit dengan Masker Organik, Sehat Tanpa Bahan Kimia
SURABAYA – Perawatan kulit tak lagi harus mahal atau bergantung pada produk berbahan kimia. Kini, masyarakat mulai beralih ke cara-cara alami, salah satunya dengan menggunakan masker organik. Selain ramah lingkungan, bahan-bahan masker ini mudah ditemukan di dapur rumah tangga.
Dalam penyuluhan yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (FK UWKS) pada Sabtu, 15 Juni 2025, dr. Ayly Soekanto, M.Kes menyampaikan pentingnya edukasi kulit sehat dan peran bahan alami dalam perawatan sehari-hari.
“Kulit sehat bukan hanya persoalan estetika, tapi juga cerminan kondisi kesehatan tubuh. Banyak masalah kulit bisa dicegah sejak dini dengan perawatan sederhana seperti penggunaan masker organik,” ujarnya dalam kegiatan pengabdian masyarakat tersebut.
Masker organik adalah perawatan kulit menggunakan bahan-bahan alami tanpa tambahan bahan kimia. Beberapa bahan yang digunakan antara lain bengkoang, daun kelor, bunga telang, pepaya, lemon, pisang, tomat, kiwi, hingga buah naga.
“Misalnya buah naga yang kaya air dan antioksidan, sangat baik untuk mendinginkan kulit yang terbakar matahari,” jelas dr. Ayly.
Tak hanya mencerahkan kulit, beberapa masker juga berfungsi sebagai anti-aging, pengangkat sel kulit mati, hingga mengurangi jerawat dan noda hitam di wajah.
Tak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk mendapatkan kulit cerah dan sehat. Beberapa resep sederhana bisa langsung dibuat di rumah.
Contohnya, masker timun dan alpukat. Caranya, campur satu buah timun atau alpukat dengan satu sendok madu, blender hingga halus, lalu oleskan ke wajah. Diamkan selama 30 menit, lalu bilas dengan air bersih.
Atau masker tomat, yang mengandung lycopene sebagai pelindung kulit dari sinar UV dan membantu mengencangkan pori.
Kegiatan penyuluhan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat oleh FK UWKS. Selain pemberian materi, masyarakat juga diajak langsung mempraktikkan cara pembuatan masker alami.
Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan lebih sadar akan pentingnya perawatan kulit dengan bahan yang aman, mudah diakses, dan tanpa efek samping jangka panjang.
“Perawatan alami bukan sekadar tren, tetapi bentuk kembali ke alam yang memberi dampak positif bagi tubuh dan lingkungan,” pungkas dr. Ayly.